Review Jurnal
Judul :
Nama Penulis : I Made
Ardana
Instansi : Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
Undiksha
Tujuan utama
penelitian ini adalah mengembangkan suatu pembelajaran matematika yang berorientasi gaya kognitif
dan berwawasan konstruktivis yang mampu meningkatkan kualitas belajar siswa.
Data penelitian terdiri dari data tentang gaya kognitif yang dimiliki siswa,
data tentang validitas, kepraktisan, dan keefektifan pembelajaran dan
perangkatnya, data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, prestasi
belajar siswa, dan data tentang tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: lembar validasi,
tes, observasi, wawancara, kuesioner, dan catatan harian yang kemudian
dianalisis secara deskriftif. Hasil analisis ini selanjutnya dibandingkan
dengan kriteria yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperolehnya
pembelajaran matematika yang berorientasi gaya kognitif dan berwawasan
konstruktivis yang valid, praktis, dan efektif. Dengan kata lain pembelajaran
matematika yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.
Pembahasan
:
Sesuai dengan jurnal penelitian di atas bahwa Pembelajaran
yang dilaksanakan menggunakan paradigma student oriented artinya siswa
sebagai pusat pembelajaran; siswa dibelajarkan sesuai dengan gaya kognitif yang
dimiliki; dan pembelajaran yang dilakukan efektif yakni aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran tergolong tinggi, prestasi belajar siswa tergolong baik
(daya serap minimal 65% dan ketuntasan belajar minimal 85%) dan siswa memiliki
tanggpan positif terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kualitas pembelajaran yang dilakukan telah meningkat.
Pemanfaatan gaya kognitif dapat
berdampak pada meningkatnya konsep diri akademis siswa yakni keyakinan siswa
terhadap kemampuan akademisnya. Siswa yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan
akademis yang baik membawa dampak positif terhadap prestasi belajar siswa.
Sehubungan dengan itu, hasil penelitian Mars (1985: 15) mengatakan bahwa “ada
korelasi positif antara konsep diri akademis dengan prestasi belajar”. Lebih
lanjut dikatakan bahwa korelasi tertinggi terjadi antara konsep diri akademis
matematika dengan prestasi belajar matematika.
Pembelajaran ini dapat berlangsung
dengan baik karena guru mampu menyesuaikan diri dengan gaya kognitif yang
dimiliki siswa baik dengan siswa field-independent maupun siswa field-dependent.
Dalam hal ini guru yang field-independent dapat membantu kebutuhan siswa
field-dependent melalui menggali/membangun pengalaman belajar siswa,
memberikan ganjaran/penguatan, dan mengembangkan hubungan personal yang positif.
Sedangkan guru yang field-dependent perlu membiasakan diri untuk tidak
terlibat secara langsung, harus tanggap terhadap keperluan siswa, dan perlu
menjaga jarak demi kenyamanan mereka. Penyesuaian diri dari seorang guru
terhadap gaya kognitif siswa dalam kerja kooperatif memudahkan siswa memahami
konsep-konsep yang dibelajarkan sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan
kategori kemampuan baik pada siswa field-independent maupun pada siswa field-dependent.
Di samping itu pembelajaran yang dilakukan telah memperhatikan prakonsepsi
siswa sehingga siswa siap menerima pelajaran terkait dengan konsep yang sedang
dibelajarkan. Dengan kesiapan belajar siswa menghasilkan prestasi belajar yang
optimal. Sehubungan dengan itu Tabrani Rusyan (1989) menyatakan hasil yang baik
akan dicapai dalam belajar bila ada kesiapan belajar. Dengan memberikan siswa
kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan memberikan solusi dalam
meningkatkan kualitas hasil belajar. Sehubungan dengan itu Kneller (1971)
mengemukakan “jika pendekatan dilakukan secara tepat maka segala permasalahan
dapat dipecahkan”. Pada pelaksanaan pembelajaran ini guru memposisikan diri
sebagai fasilitator dan memperhatikan serta mencatat bagian mana yang perlu
diberi penjelasan dan komentar.
metode ini secara tidak langsung
mengidentifikasikan bahwa adanya prinsip pembelajar dimana teori pemrosesan
informasi membahas langkah-langkah dasar yang diambil individu untuk
memperoleh, menyandikan dan mengingat informasi. Teori ini juga berbeda dengan
teori proses pembelajaran yang lainnya seperti pengkondisian berpenguatan
Skinner. Pemrosesan informasi ini merupakan proses psikologis yang merupakan
sesuatu yang abstrak dan tersembunyi, informasi akan mulai bekerja setelah
adanya input informasi dari lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar