Kamis, 25 Oktober 2012

Tugas UTS Psikologi Belajar TA. 2012/2013


Kelompok 11 :
Pengen gak ikut terlibat lansung dalam permainan ular tangga?? Kalau biasanya kita yang menggerakkan pionnya, nah sekarang gimana kalau kita yang jadi pionnya. Ditambah lagi kita bisa bermain sambil belajar teorinya B.F. Skinner. Dan untuk bisa merasakan sensasi serunya bermain sambil belajar jawabannya ada di “ULAR TANGGA RAKSASA”.
Konsep ular tangga raksasa ini sengaja kami pilih dalam menerapkan teori B.F. Skinner agar kita dapat lebih mudah menyerap inti dari teori tersebut. Cara bermainnya sama seperti bermain ular tangga biasa hanya saja kami mengembangkan beberapa aturannya yang dapat mengaplikasikan langsung teori B.F. Skinner, berikut adalah deskripsi ular tangga ini :
·       Terdiri dari 100 petak karton yang berukuran 20x20 cm.
·       Memiliki tampilan mirip dengan ular tangga pada umumnya.
·      Didalam petak-petak tersebut nantinya akan ada instrument berupa gambar yang memiliki makna.

-  Gambar tangga berarti peserta dapat naik beberapa petak sesuai dengan yang telah ditentukan.
-        Ular berarti peserta akan turun beberapa petak sesuai yang telah ditentukan juga.
-        Amplop yang berisi pertanyaan seputar Psikologi Belajar ataupun instruksi untuk melakukan suatu tindakan.


Cara dan peraturan dalam permainan ular tangga raksasa ini :
  •  Peserta terdiri dari 5 orang yang akan menjadi pion secara lansung (kami akan memilih para pion berdasarkan warna pakaian yang berbeda-beda).
  • Permainan dimulai dari garis “start” (yang awalnya setiap peserta akan mengocok dadu) dan akan berakhir pada finish.
  • Peserta akan melangkah sebanyak jumlah angka yang tertera pada dadu.
  • Jika peserta mendapati petak yang berisi amplop, peserta harus mengerjakan instruksi yang ada dalam amplop tersebut. Peserta akan mendapatkan reward (positive reinforcement) jika dapat melakukan instruksi yang ada dalam amplop, dan akan mendapatkan hukuman jika gagal menjalankan instruksi tersebut.
  • Peserta yang paling cepat sampai pada petak finish akan menjadi pemenang dan akan mendapatkan reward special.
Pembahasan dengan teori Skinner
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
Penguatan dan Hukuman. 
1.     Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku  akan terjadi. Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
Ø  Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Dalam hal ini penguatan positif berupa reward yang diberikan jika peserta bisa melakukan instruksi yang ada dalam amplop dengan tepat.
Ø  Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan.
2.      Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Hukuman mengandung pengurangan atau penekanan tingkah laku.  Suatu perbuatan yang diikuti hukuman, kecil kemungkinannya diulangi lagi pada situasi-situasi yang serupa di saat lain.

Selasa, 23 Oktober 2012

Perspektif Kognitif: 1. Pemrosesan Informasi


Review Jurnal

Judul                          :
Nama Penulis             : I Made Ardana
Instansi                      : Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Undiksha

Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan suatu pembelajaran  matematika yang berorientasi gaya kognitif dan berwawasan konstruktivis yang mampu meningkatkan kualitas belajar siswa. Data penelitian terdiri dari data tentang gaya kognitif yang dimiliki siswa, data tentang validitas, kepraktisan, dan keefektifan pembelajaran dan perangkatnya, data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, prestasi belajar siswa, dan data tentang tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: lembar validasi, tes, observasi, wawancara, kuesioner, dan catatan harian yang kemudian dianalisis secara deskriftif. Hasil analisis ini selanjutnya dibandingkan dengan kriteria yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperolehnya pembelajaran matematika yang berorientasi gaya kognitif dan berwawasan konstruktivis yang valid, praktis, dan efektif. Dengan kata lain pembelajaran matematika yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

Pembahasan    :

            Sesuai dengan jurnal penelitian di atas bahwa Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan paradigma student oriented artinya siswa sebagai pusat pembelajaran; siswa dibelajarkan sesuai dengan gaya kognitif yang dimiliki; dan pembelajaran yang dilakukan efektif yakni aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong tinggi, prestasi belajar siswa tergolong baik (daya serap minimal 65% dan ketuntasan belajar minimal 85%) dan siswa memiliki tanggpan positif terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran yang dilakukan telah meningkat.
           
Pemanfaatan gaya kognitif dapat berdampak pada meningkatnya konsep diri akademis siswa yakni keyakinan siswa terhadap kemampuan akademisnya. Siswa yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan akademis yang baik membawa dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan itu, hasil penelitian Mars (1985: 15) mengatakan bahwa “ada korelasi positif antara konsep diri akademis dengan prestasi belajar”. Lebih lanjut dikatakan bahwa korelasi tertinggi terjadi antara konsep diri akademis matematika dengan prestasi belajar matematika.

Pembelajaran ini dapat berlangsung dengan baik karena guru mampu menyesuaikan diri dengan gaya kognitif yang dimiliki siswa baik dengan siswa field-independent maupun siswa field-dependent. Dalam hal ini guru yang field-independent dapat membantu kebutuhan siswa field-dependent melalui menggali/membangun pengalaman belajar siswa, memberikan ganjaran/penguatan, dan mengembangkan hubungan personal yang positif. Sedangkan guru yang field-dependent perlu membiasakan diri untuk tidak terlibat secara langsung, harus tanggap terhadap keperluan siswa, dan perlu menjaga jarak demi kenyamanan mereka. Penyesuaian diri dari seorang guru terhadap gaya kognitif siswa dalam kerja kooperatif memudahkan siswa memahami konsep-konsep yang dibelajarkan sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan kategori kemampuan baik pada siswa field-independent maupun pada siswa field-dependent. Di samping itu pembelajaran yang dilakukan telah memperhatikan prakonsepsi siswa sehingga siswa siap menerima pelajaran terkait dengan konsep yang sedang dibelajarkan. Dengan kesiapan belajar siswa menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Sehubungan dengan itu Tabrani Rusyan (1989) menyatakan hasil yang baik akan dicapai dalam belajar bila ada kesiapan belajar. Dengan memberikan siswa kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan memberikan solusi dalam meningkatkan kualitas hasil belajar. Sehubungan dengan itu Kneller (1971) mengemukakan “jika pendekatan dilakukan secara tepat maka segala permasalahan dapat dipecahkan”. Pada pelaksanaan pembelajaran ini guru memposisikan diri sebagai fasilitator dan memperhatikan serta mencatat bagian mana yang perlu diberi penjelasan dan komentar.

 metode ini secara tidak langsung mengidentifikasikan bahwa adanya prinsip pembelajar dimana teori pemrosesan informasi membahas langkah-langkah dasar yang diambil individu untuk memperoleh, menyandikan dan mengingat informasi. Teori ini juga berbeda dengan teori proses pembelajaran yang lainnya seperti pengkondisian berpenguatan Skinner. Pemrosesan informasi ini merupakan proses psikologis yang merupakan sesuatu yang abstrak dan tersembunyi, informasi akan mulai bekerja setelah adanya input informasi dari lingkungan.

Rabu, 10 Oktober 2012

APLIKASI TEORI SKINNER



Hari ini tepatnya tanggal 10 oktober 2012 jam 11.00 wib tadi pagi seperti biasa kami masuk kelas mata kuliah pilihan semester 5 yaitu Psikologi belajar yang di bimbing oleh dosen tercinta kami yaitu Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd.



             Hari ini tidak seperti hari biasanya saat kami kuliah mata kuliah ini dimana kami selalu diskusi dengan kelompok kecil kami dalam mata kuliah ini. Ketika ibuk dina masuk ke  kelas ibuk dina menyuruh kita untuk duduk berjarang sekitar 2 meter jauhnya dari teman kita yang disebelahnya kami pun terkejut dan khususnya saya pribadi merasa deg-deg an dan bertanya-tanya ada apa ini apakah kita mau kuis hahaha J itulah yang saya pikirkan tadi saat ibuk memberikan arahan menyuruh kami bergeser tempat duduk yang tidak seperti biasanya dan selanjutnya ibuk menyuruh kami untuk tidak meletakkan apapun selain buku pegangan kami khususnya buku psikologi belajar dan sebuah pena hanya itu yang boleh ada di atas meja selebihnya di simpan ke dalam tas. Selanjutnya buk dina membagi kami menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan B dimana termasuklah saya yaitu kelompok A.

            Setelah semuanya duduk rapi buk dina tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari tas kantongannya yang berwarna orens yaitu ada bermacam-macam kertas dimana setelah di bagi-bagikan kami kelompok A dan B ternyata tidak sama mendapatkan jenis-jenis kertasnya dimana kami kelompok A mendapatkan 3 stimulus yaitu berupa 1 lembar sertifikat berukuran A4 , 1 lembarnya juga beruba sertifikat tapi bedanya ukurannya agak sedikit lebih kecil dari ukuran A4 tadi dan 1 lembar HVS kosong dimana setelah kami mendapatkan kertas tersebut buk dina memberikan instruksi kalau kami disuruh menciptakan suatu produk apa saja dari 3 stimulus itu bebas apa saja yang penting tidak menggunakan alat apapun selain hanya pulpen dan buku pegangan psikologi belajar itu. Saya pribadi setelah mendapatkan itu merasa sangat bingung dan bener-benar bingung saya harus membuat apa dari 3 stimulus itu buk dina hanya memberikan waktu kami sekitar 30 menit.

Setalah dimulai 5 menit berlalu saya juga gak tahu apa yang mau saya buat saya benar-benar bingung dan saya hanya diam dan megang-megang kertas-kertas itu sambil saya berpikir dan konsentrasi dan akhirnya 10 menit berlalu saya lipat-lipat saja kertas HVS kosong itu dan saya masih bingung juga entah mau buat apa tapi saya ikuti saja yang ada dipikiran saya dan akhirnya saya pertama melipat-lipat sertifikat yang berukuran sedikit kecil dari HVS itu menjadi seperti kipas gitu dan saya menuliskan di paling bawahnya pengkondisian berpenguat dan di atasnya lagi saya tuliskan skinner gak tahu apa itu yang saya buat dan selanjutnya sertifikat yang berukuran besar saya balik sehingga yang terlihat belakangnya yang tidak ada tulisannya dan saya letakkan itu di paling bawah seperti merupakan suatu alasnya seperti bingkai gitu dan saya letakkan di atasnya kertas yang sudah saya jadikan seperti kipas itu dan selanjutnya HVS kosong itu saya lipat-lipat dan akhirnya saya jadikan seperti bunga yang mekar gitu dan ketika saya buat bunga pada HVS itu ada sisa kertas sedikit dan akhirnya saya robek-robek menjadi panjang-panjang tak terputus gitu seperti tali yang terbuat dari kertas dan itu saya jadikan seperti hiyasannya dan saya namakan lah produk saya itu hiyasan ataupun pajangan yang abstrak karena itu sebenarnya akan menjadi hiyasan yang sempurna apabila sudah diberi lem karena kami gak boleh menggunakan alat-alat lain jadi ya saya cuman biasa membuat hanya terletak di atas karton hvs yang berukuran besar itu dan jadilah seperti berikut :


Ini lah yang saya buat dari 3 stimulus yang diberikan dosen saya. Setelah kami selesai membuatnya kami di beri kcil dan kami di suruh menceritakan apa yang kami buat dan di hubungkan dengan teori skinner dan selanjutnya dikumpul kembali kepada buk dina setelah itu buk dina membagikan kertas kecil kelompok A yang kami ceritakan itu tentang  produk kami kepada kelompok B dan kelompok B disuruh memberi nilai yang angka penilaiannya daro 0-10 dan menuliskannya di sebalah kanan begitu juga kami kelompok A memberi nilai kertas kecil yang kami dapat dan punya teman-teman dari kelompok B itu di sebelah kanan atas di belakang kertas tersebut dan selanjutnya kami di beri kesempatkan untuk memberi nilai pada hasil produknya dan kami diberi kesempatan untuk mendatangi siapa teman yang sedang kami beri nilai tersebut dan memberi nilainya karena buk dina tadi di awal juga bilang kepada kami bahwa nanti dia akan mengambil 3 terbaik dari kelompok A dan 3 terbaik dari kelompok B untuk di beri penghargaan.

Jadi sambung penilaian kedua tadi dan kami harus memberi nilai bagaimana produk yang diciptakannya tersebut dan selanjutnya nilai kedua tersebut di jumlahkan dan di bagi dua dan hasil dari setelah dibagi dua tersebut menjadi skor nilainya dari penilaian teman-teman dan termasuklah pengerjaan saya ini mendapatkan skor nilai 8 yang memeriksa pengerjaan saya yaitu Anisa Gayatri karena dari kelompok A ada 4 orang yang mendapat nilai 8 jadi di poting lagi untuk persetujuan teman-teman yang lain jadi ada 1 orang yang harus digugurkan dan termasuklah saya yang jujur untuk menjadi pemenang 3 terbaik itu sedikit sedih kenapa tidak saya tidak menang tapi saya idak mau berlama-lama bersedih karena haruslah bangga karena dari 47 orang mhasiswa yang mengikuti kuliah itu hanya ada 10 orang yang mendapat nilai 8 dan 1 orang yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 9.

            Jadi apa yang terjadi hari ini dikelas jika dikaitkan dengan teori skinner yaitu dimana apa yang terjadi dikelas tadi itu merupakan praktek dan aplikasi langsung dari teori skinner dimana teori kaum behavoris ini yang lebih dikenal dengan nama teori belajar karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar sama seperti yang kami lakukan dan hasilkan tadi dari 3 stimulus yang diberikan dosen kami tersebut. Dan dimana ini juga merupakan adanya reinforcement yang dimana reinforcement tersebut adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat perilaku yaitu penguatan yang dapat meningkatkan frekuensi respons yang dimana Reinforcement ini juga terbagi dua, yaitu reinforcement positif, dan reinforcement negative. Jadi berkaitan dengan yang terjadi dikelas tadi terjadinya reinforcement untuk mendapatkan perilaku sesuai dengan apa yang yang diinginkan dari pemberi stimulus yaitu Buk Dina yang menginginkan kami menciptakan suatu produk dan terjadinya juga reinforcement positif dimana 3 terbaik dari kelompok A dan 3 terbaik dari kelompok B diberikan buk dina reinforcement positif terhadap perilaku yang dimunculkan mereka dan yang pada akhirnya buk dina juga memberikan reward pada mereka.



Selasa, 09 Oktober 2012

Analisis Pengalaman Dengan Teori Skinner


Seperti biasa dimata kuliah psikologi belajar sebelum kuliah kami harus posting dahulu dimana minggu ini kami harus posting analisis pengalaman dengan teori skinner.
Baiklah teman-teman sekilas info :
teori belajar menurut B.F Skinner  yaitu Oprant Conditioning merupakan suatu bentuk belajar yang mana kehadiran respon berulang-ulang dikendalikan oleh konsekuensinya, dimana individu cenderung mengulang-ulang respon yang diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan. Adanya hukuman dan hadiah yang diberikan akan membuat individu lebih mudah untuk belajar.

Seperti di pengalaman saya ini ketika saya  SMA dulu saya mempunyai guru yang sangat disiplin sekali dalam segala sesuatu, dia cantik tapi sayangnya sedikit galak. Beliau mengajar matapelajaran ppkn. dari awal ia mengajar dulu ia pernah memberi peraturan kepada kami bahwa setiap masuk matapelajarannya kami tidak boleh telat karena matapelajarannya bertepatan sekali setelah jam istirahat dimana banyak sekali kami yang selalu telat karena kelama-an dikantin ataupun karena terkadang belum siap makan ataupun yang lain-lainnya. Jadi dia buat peraturan kepada kami kalau kami di beri batas keterlambatan masuk kelasnya 5menit setelah bel istirahat lewat dari itu kami gak boleh masuk. Jadi suatu saat saya dan teman-teman tidak sengaja terlambat ketika pas mata pelajaran nya padahal saya dan teman-teman cuman telat 6menit setelah jam istirahat jadi saya berusaha untuk minta izin buat masuk dan mengikuti pelajarannya tapi tetap saja kami tidak diberinya untuk masuk dan mengikuti matapelajarannya. Tindakan yang dilakukan oleh guru saya itu merupakan punishment. Hal ini merupakan punishment dikarenakan sudah ada peraturan yang dibuat tetapi saya dan teman-teman melanggarnya. Tidak boleh mengikuti matapelajaran disini merupakan konsekuensi yang diberika. Konsekuensi yang diberikan guru kepada kami yang terlambat, memberikan pengalaman kepada kami dan teman-teman yang lain. Dimana di minggu-minggu berikutnya ternyata sudah tidak ada lagi kami yang terlambat masuk saat matapelajaran guru ppkn saya itu. Dapat disimpulkan bahwa hal itu merupakan proses belajar dimana ada perubahan prilaku maupun pengetahuan yang relative menetap yang disebabkan oleh pengalaman.


Contoh pengalaman lain :
è    Positive reinforcement yaitu cara untuk memperkuat suatu perilku atau hambatan perilaku dengan cara memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi subyek segera setelah perilaku itu muncul.

Contohnya pada pengalaman saya yaitu adik saya dimana ia yang kurang suka untuk membaca buku maka dari itu saya menyuruh ia untuk membaca buku tapi saat itu saya memberikan kepadanya suatu imbalan dimana ketika dia mau membaca buku 1 jam saja saya akan memberikannya coklat kesukaannya setiap selesai membaca dengan harapan bahwa adik saya akan terbiasa atau terpicu untuk membaca.